Berita

Peneliti mengembangkan jeans berkelanjutan

Dampak lingkungan jauh lebih kecil

Jeans

Salah satu tren paling umum saat ini adalah perpaduan antara mode dan keberlanjutan. Itu karena industri tekstil berdampak besar terhadap lingkungan.

Pembuatan jeans, misalnya, merupakan salah satu masalah utama. Angka-angka tersebut mengkhawatirkan: menurut sebuah artikel yang diterbitkan di New York Times pada tahun 2011, sepasang celana mengonsumsi sekitar 3.500 liter air selama siklus hidupnya, mulai dari pembuatannya hingga pembuangannya.

Selain itu, kapas, bahan baku jeans, menggunakan 3% air yang tersedia di planet ini dan menyumbang 6% dari konsumsi pestisida di dunia. Belum lagi pewarna beracun yang digunakan untuk mewarnai celana, yang kerap berakhir di sungai dan danau.

Berpikir tentang alternatif untuk masalah ini, peneliti Dawn Ellams, dari Heriot-Watt University, di Skotlandia, mengembangkan jenis jeans baru, yang mungkin mewakili alternatif dari apa yang ditemukan di pasaran saat ini.

Tencel

Tencel adalah serat selulosa yang terbuat dari bubur kayu, yang produksinya tidak terlalu berdampak pada lingkungan.

Sebagai gambaran, serat menggunakan 1/50 dari semua energi, air, dan bahan kimia yang dibutuhkan untuk menghasilkan model jeans konvensional, menurut Ellams.

Untuk mendapatkan serat, yang memiliki atribut estetika, kinerja, dan lingkungan, Anda perlu menghilangkan semua yang tidak alami dari kayu dan, selanjutnya, mengekstrak pulp. Kemudian dilarutkan dan terbentuk serat.

Teknik pencetakan digital digunakan untuk membuat jeans Tencel terlihat sangat mirip dengan model tradisional.

Keunggulan lainnya adalah jenis serat ini berbahan dasar hutan kayu putih, yang dapat dihutankan kembali dan menggunakan lebih sedikit pestisida dan pestisida dibandingkan dengan perkebunan kapas.

Alternatif bagus yang bisa menjadi kompetitif dalam jangka menengah.

Lihat video tentang produksi Tencel:


Original text


$config[zx-auto] not found$config[zx-overlay] not found